Menurut pendapat
dari Politisi Golkar Mukhamad Misbakhun perekonomian Indonesia tahun 2016 lebih
baik dibandingkan tahun sebelumnya yang dimulai dari stabilnya kondisi
perekonomian global dan regional.
“Capaian kondisi
ekonomi nasionalnya bagus karena Presiden Jokowi mempunyai Menteri Keuangan
Bambang Brodjenegoro yang mau bekerja keras untuk menjalankan setiap detail
perintah Presiden dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab,” kata
Misbakhun dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/1/2015).
Perekonomian
Indonesia pada 2016 akan lebih memberikan harapan karena terkena imbas
pelambatan ekonomi global dan regional.
“Hal yang sama
terjadi pada ekspor hasil mineral kita karena pembangunan smelter belum
memberikan dampak signifikan pada sumbangan nilai ekspor karena masih dalam
proses pembangunan,” ujar Misbakhun.
Pemerintah bisa
mengatasinya dengan memperkuat perekonomian domestik karena dengan jumlah
penduduk yang mencapai 255 juta jiwa memiliki potensi besar dari sisi daya beli
dan konsumsi.
“Potensi ini
harus bisa dikelola dengan baik. Kemudahan investasi baru harus dipermudah
sehingga banyak tercipta lapangan kerja baru,” ujar Mibakhun.
Untuk terciptanya
lapangan kerja dibutuhkan sinkronisasi kebijakan sektor fiskal dan moneter dengan
cara mendorong realisasi pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok negeri.
“Sehingga secara
regional lahir daerah dan kawasan pertumbuhan ekonomi baru yang akan memberikan
kontribusi secara agregat pada pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Misbakhun.
Gubernur
Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2016
dapat lebih tinggi diperkirakan akan membaiknya pertumbuhan ekonomi dunia.
"Kita
perkirakan (pertumbuhan ekonomi) 4,8% 2015. Tahun ini kita perkirakan naik
5,2%. Pertama, karena pertumbuhan ekonomi dunia mulai membaik meski enggak
terlalu kuat," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Gedung BI,
Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Dengan
didorong oleh stimulus fiskal, realisasi pembangunan proyek infrastruktur yang
semakin cepat karena investasi swasta juga diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan
ekonomi Bank Indonesia (BI) dan menurunkan suku bunga acuan (BI
Rate) ke posisi 7%.
"Investasi
swasta diharapkan meningkat seiring dengan dampak paket kebijakan pemerintah
yang terus digulirkan dan pemanfaataan ruang pelonggaran moneter secara terukur
dengan tetap menjaga stabilitas makro ekonomi," kata Direktur Departemen
Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI) Solikin M. Juhro saat pelatihan
media di Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/2/2016).
Selain
itu pendorong lainnya adalah belanja pemerintah diharapkan dapat mendorong
penurunan tekanan inflasi, dimana inflasi tahun ini diyakini berada pada
kisaran angka 4 plus minus 1%.
"Kita akan alami inflasi yang konsisten. Tahun ini bisa dikendalikan seperti tahun lalu, dipercaya tahun ini inflasi akan di bawah 4% lagi. Sekarang bagaimana menekan inflasi-inflasi komponen," ujar Solikin M. Juhro.
Referensi
:
- Misbakhun, Mukhamad. 2016. Perekonomian Indonesia 2016 Diyakini Lebih Baik, bisnis.kompas.com, 5 Maret 2016, pukul 14.15.
- M. Juhro, Solikin. 2016. Diprediksi Meningkat, Ini Stimulus Pertumbuhan Ekonomi 2016, ekbis.sindonews.com, 5 Maret 2016, pukul 15.30.
- Warjiyo, Perry. 2016. BI Pede Pertumbuhan Ekonomi 2016 Lompat hingga 5,2%, ekbis.sindonews.com, 5 Maret 2016, pukul 15.00